Kamis, 14 Februari 2013

NILAI TUKAR DAN KEUANGAN INTERNASIONAL



 
  I.            PENDAHULUAN
Aspek ekonomika makro terbuka dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Transaksi perdagangan dan ekonomi internasional memerlukan system dan mekanisme pembayaran, dan hal ini menyangkut kedaulatan serta system moneter yang berbeda. System kurs valuta asing ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran pasar serta berbagai cara pengaturan campur tangan pemerintah di bidang ini. Pola perilaku kurs tergantung pada system moneter yang berlaku.[1]
Pada masa orde lama berlaku system pengendalian ketat devisa dimana pemerintah menetapkan kurs jauh dibawah tingkat kurs menurut pasar bebas yang menimbulkan pasar bebas devisa. Pada masa orde baru system pengendalian dihapus secara bertahap dan diganti system kurs mengambang terkendali. Pada masa reformasi sekarang ini pengendalian devisa lebih dikendalikan pemerintah sesuai dengan kondisi ekonomi pemerintah dalam hal ekspor dan impor.
Pasangan masalah ekonomi domestic dan internasional yang dihadapi serta kebijakan yang tepat diambil untuk masing-masing maslah mungkin bersesuaian dan atau mungkin bertentangan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang nilai tukar dan keuangan internasional lebih rinci.

II.            RUMUSAN MASALAH
1.        Pengertian pasar valuta asing dan nilai tukar uang
2.        Jenis-jenis valas
3.        Nilai tukar mata uang
4.        Factor-faktor pendorong melemahnya nilai tukar rupiah
5.        Standar Moneter Internasional
6.        Lembaga keuangan internasional
III.            PEMBAHASAN
1.     Pengertian Pasar Valuta Asing dan Nilai Tukar Uang
a.         Pengertian pasar valuta asing
Yang dimaksud dengan valuta asing (foreght exchange) adalah mata uang negara lain (foreign currency)dari suatu perekonomian. Valuta asing (VALAS) adalah suatu mata uang tertentu yang dimiliki oleh negara lain sebagai alat pembayaran yang sah. Valuta asing akan mempunyai suatu arti apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing atau Foreign Exchange Market.[2]
Misalnya, valuta asing vagi perekonomian Indonesia adalah mata uang lain selain rupiah, misalnya dolar Amerika, ringgit Malaysia, yen Jepang dal lain-lain. Kurs valuta asing atau kurs devisa yaitu harga yang harus dibayar dengan mata uang sendiri utuk memperoleh satu satuan mata uang asing.[3]
b.        Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar ada 2, yaitu:
1)        Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.
2)        Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.

Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x  Harga barang domestik
                                                      Harga barang luar negeri

Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal.Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic relative murah.[4]
1)      Permintaan terhadap valuta asing(foregn Exchange Demand)
Permintaan valuta asing timbul bila penduduk suatu Negara membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi oleh Negara lain. Dengan kata lain, permintaan terhadap valuta asing meningkat bila impor meningkat .factor-faktoryang mempengaruhi permintaan terhadap valuta asing adalah harga mata uang asing tersebut  (nilai tukarnya), tingkat pendapatan, tingkat bunga relative, selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.
2)      Penawaran terhadap valuta asing  (Foregn Exchange Supply)
Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila Negara lain mengimpor barang dan jasa atau ekspor mwningkat. Penawaran terhadap valuta asing juga meningkatbila arus modal masuk (capital inflow) lebih besar dari pada arus keluar modal (capital outflow).
Seperti halnya kurva permintaan, kurva penawaran akan bergeser bila factor ceteris paribus berubah. Sebab perubahan factor cateris paribus tersebut akanmenyebabkan perubahan, baik dalam neraca lancar maupun neraca modal. Misalnya bila ekspor meningkat.Kurva penawaran bergeser ke kanan, bila arus masuk modal meningkat, kurva penawaran valuta asing juga bergesar ke kanan.
Kurva permintaan dan penawaran Indonesia berasumsi bahwa mata uang asing yang utama bagi Indonesia adalah US$. Sumbu Vertikal menunjukan harga rupiah dari setiap unit US$ makin mahal atau bisa dikatakan  ilia rupiah melemah. Jika harga bergerak kebawah , yang terjadi adalah sebaliknya, artinya nilai tukar rupiah menguat. Sumbu horizontal menunjukan jumlah US$ yang diminta atau di tawarkan dalam juta unit. Kurva Sf adalh kurva penawaran  terhadap valuta asing , dalam hal ini US$. Kurva Df adalah kurva permintaan terhadap valuta asing (US$). Keseimbangan terjadi pada saat Sf=Df, dalam kurva di bawah ini terjadi pada harga 2500, artinya kurs keseimbangan adalah Rp2.500,00/US$.[5]
Keseimbangan pasar valuta asing akan menghasilkan kurs keseimbangan, pada gambar dibawah ini:

Kurva Pasar Valuta Asing

                                                                       
Sf








 


2500


                                                                        Df



 




2.     Adapun jenis-jenis valuta asing ada 4 macam, yaitu:
1.      Transaction Spot (transaksi spot), yaitu jual beli mata uang dengan penyerahan dan pembayaran antar-bank yang akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya.
2.      Forward transaction (Trasaksi berjangka). Transaksi ini disebut juga dengan transaksi berjangka yang pada prinsipnya adalah transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang lainnya dengan penyerahan pada waktu yang akan datang.
3.      Swap trasaction (Transaksi swap), yaitu transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama.
4.      Transaksi option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.[6]
Ø  Pelaku Pasar Valuta Asing / Forex
1. Bank Sentral setiap Negara
2. Bank Komersial
3. Bank Devisa
4. Lembaga Investasi
5. Institusi Keuangan Non Bank
6. Eksportir dan Importir[7]





3.     Factor-Faktor Pendorong Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Factor utama dari luar negeri adalah inflasi di Amerika Serikat sebesar 0.6% pada tahun ke tahun.Angka ini jauh diatas perkiraan pasar. Akibatnya pasar berspekulasi bahwa The Fed akan menaikan suku bunga (the fed of rate) lebih agresif lagi dalam jangka waktu dekat. Hal ini berspekulasi bahwa dollar AS akn menguat (karena imbal dari asset dalan dollar AS akan naik), yang membuat dollar AS benar-benar menguat terhadap hamper seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.
Factor dari dalam negeri adalah kenaikan BBM, yang jauh dari perkiraan pasar dan telah memicu naiknya ekspektasi inflasi, yang kemudian menimbulkan ekspektasi ekspektasi pelemahan rupiah. Naiknya harga minyak internasional.Komdisis itu memaksa pertamina membeli dollar lebih banyak di pasar valuta asing (valas). Setiap bulannya pertamina membeli hamper 1 miliar dollar hanya untuk mrngimpor BBM. Pembelian dollar dengan jumlah besar tenru akan menekan rupiah.[8]
Pesatnya kegiatan impor dari kegiatan investasi. Jika pertumbuhan investasi dan impor di biayai investor asing (melalui foreign direct investment atau FDI),pembelian dollar dengan rupiah terbatas. Maka karena FDI masih rendah (kerena iklim disektor riil yang masih lemah di investor asing), maka investasi umunya dibiayai investasi dalam negeri dengan rupiah.Yang membutuhkan pembelian dollar untuk impor.Transaksi ini untuk memperlemah rupiah.
Melemahnya rupiah berdampak buruk terhadap kegiatan konsumsi dan investasi karena dua hal.Pertama, memicu kenaikan harga barang impor dan inflasi, apalagi setelah kenaikan harga BBM sehingga memicu daya beli dan konsumsi masyarakat.Kedua, kenaikan inflasi secara tajam akan memaksa Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga secara tajam. Selain itu juga akan memukul konsumsi masyarakat dan kegiatan investasi. Melemahnya kegiatan konsumsi dan investasi menghambat pertumbukhan ekonomi secara menyeluruh.[9]
4.     System Pembayaran Internasional
Sejarah mencatat, dalam sistem moneter Internasional pernah dikenal tiga macam sistem nilai tukar mata uang (kurs valas).Tiga sistem tersebut adalah Fixed Exchange RateSystem, Floating Exchange Rate System dan Pegged Exchange Rate System. Era fixed exchange rate system ditandai dengan berlakunya Bretton Woods System sejak 1 Maret 1947. Sistem ini menuntut agar nilai suatu mata uang dikaitkan atau convertible terhadap emas atau gold exchange standard.Pada waktu itu, mata uang dolar AS menjadi acuan (numeraire), di mana semua mata uang yang terikat dengan sistem ini dikaitkan dengan USD. Untuk mencipta uang senilai $35, Federal Reserve Bank (Bank Sentral Amerika) harus mem-backup dengan emas senilai 1 ounce atau 28,3496 gram. Dengan demikian, nilai mata uang secara tidak langsung dikaitkan dengan . Ujungnya, secara sepihak, Amerika membatalkan Bretton Woods System melalui Dekrit Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus 1971, yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin dengan emas. ‘Istimewanya’, dollar tetap menjadi mata uang internasional untuk cadangan devisa negara-negara di dunia. Pada titik ini, berlakulah sistem baru yang disebut dengan floating exchange rate.
Floating exchange rate atau sistem kurs mengambang adalah sistem yang ditetapkan melaui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran di bursa valas dan sama sekali tidak dijamin logam mulia. Pemerintah melalui Bank Sentral bebas menerbitkan sejumlah berapapun uang.Hal inilah yang menyebabkan nilai mata uang cenderung terdepresiasi, baik terhadap mata uang kuat (hard currency) maupun terhadap harga barang.Kondisi ini kemudian diperparah oleh aksi spekulan yang mengakibatkan nilai mata uang berfluktuasi secara bebas. Meski bisa dikendalikan melalui intervensi yang dikenal dengan managed floating,
Sistem yang ketiga, pegged exchange rate ditetapkan dengan jalan mengaitkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu yang biasanya merupakan mata uang kuat (hard currency).. Hal ini dikarenakan mekanisme hard currency sebagai mata uang yang dipadu (pegged) masih ditentukan melalui kekuatan supply dan demand pada bursa valas dalam hal mata uang yang dijadikan sebagai acuan.[10]
5.     Standar Moneter Internasional
Dalam kenyataan, (pertukaran barter barang langsung ditukar dengan barang) tidak lagi dilakukan orang baik di dalam suatu Negara maupun antara Negara satu dengan Negara yang lain. Bila masing-masing Negara memiliki alat tukarnya sendiri, maka perdagangan internasional mengharuskan adanya angka perbandingan antara nilai satu mata uang dengan mata uang lain. Inilah yang di sebut kurs devisa. Sebagai contoh, kurs devisa rupiah terhadap US dolar adalah Rp625,00 =US$1, rupiah terhadap yen Rp2,00 =Y1.
Peranan dari alat tukar (uang) dalam perdagangan internasional khususnya kita akan melihat bagaimana pembayaran internasional di lakukan dalam
1)   Pertukaran barter
Perdagangan terjadi dengan cara menukar barang langsung dengan barang. Jadi nilai ekspor suati Negara akan selalu sama dengan nilai impornya. Namun dalam dunia barter seperti ini pun masih ada kemungkinan bagi suatu Negara untuk mengimpor barang yang lebih besar dari pada produksi ekspornya. Kelebihan impor di atas jumlah produksi barang ekspor tersebut di bayar dari stok barang yang dimiliki dengan Negara tersebut. Besarnya kelebihan impor yang bias dilakukan oleh Negara tersebur tentu saja tidak bias melebihi jumlah stok barang yang di milikinya.
Dalam system barter ekspor bisa berbeda dengan impor apabila suatu Negara:
Ø  Memberikan pinjaman atau penangguhan pembayaran bagi yang kelebihan ekspornya.
Ø  Membayar kelebihan impornya dari stok yang dipunyai.
Neraca pembayaran dikatakan seimbang apabila stok nasional yaitu (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal akomodatif. Deficit timbul apabila stok nasional menurun atau aliran modal atau pinjaman akomodatif, dikatakan surplus jika stok nasional meningkat.
2)   System standar emas penuh
Setelah pertukaran barter sudah tidak digunakan, setelah perang dunia ke banyak negara menggunakan uang emas bagi sebgai transaksi maupun transaksi luar negerinya. “Uang emas” tidak harus digunakan berupa logam emas, tetapi bisa berupa uang kertas yang dijamin sewaktu-waktu bisa ditukarkan dengan gram emas pada bank sentral. Dalam system ini deficit atau surplus neraca pembayaran akan hilang secara otomatis lewat mekanisme Hume, yaitu ekspor bertambah dan impor menurun, akan berlangsung sampai deficit.
3)   System standar devisa emas
Setelah perang dunia I, jumlah emas yang tersedia semakin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perekonomian dan volume transaksi di dunia.Tanpa adanya alat tukar yang cukup, perkembangan ekonomi dan perdagangan terhambat. Oleh sebab itu banyak Negara yang menggunakan system standar emas dan menghemat penggunaan emas sebagai alat tukar. Sejak itu banyak Negara menggunakan standar kertas sebagai alat pembayaran dalam negeri. Standar kertas berarti bahwa uang kertas yang dipegang masyarakat tidak bisa ditukarkan dengan emas pada bank sentral. Tapi emas masih dipergunakan sebagai alat pembayaran bagi transaksi internasional. Emas berperan sebagai devisa.[11]
Bila emas digunakan alat pembayaran luar negeri, tetapi tidak untuk alat pembayaran dalam negeri kita dikatakan Negara tersebut menganut system devisa emas. Penduduk Negara tersebut tidak diperkenankan memgang emas sebagai alat pembayaran (emas hanya untuk perhiasan dan keperluan industry lain). [12]
4)   System uang internasional
Pada waktu emas masih sebagai alat pembayaran utama bagi transaksi internasional, beberapa mata uang Negara muncul sebagai alat pembayaran iternasional. Misalnya sekarang ini alat pembayaran internasional sekaran ini adalah Dolar. Tidak ada berbeda dengan emas hampir Negara di dunia  menggunakan dolar sebagai alat pembayaran internasional. Amerika mncul sebagai alat pembayaran internasional adalah karena jumlah emas yang tersedia sebagai alat pembayaran tidak bisa mengimbangi perdagangan internasional yang begitu pesat. Agar pertumbuhan perdagangan tidak terhambat mereka mencari substitute bagi emas.Mata uang tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama dengan emas, yaitu:[13]
Ø   Setiap Negara percaya bahwa mata uang tersebut akan diterima oleh Negara lain sebagi pembayaran transaksi internasional.
Ø   Nilai mata uang dolar sekarang ini sangat stabil, pemerintah Amerika sebagi mata uang yang konvertibel dengan emas.
Emas digunakan sebagai devisa (alat pembayaran luar negeri) tetapi tidak sebagai pembayaran dalam negeri. Kestabilan nilai ternyata merupakan factor yang sangat menentukan apakah suatu mata uang yang sangat menentukan apakah suatu mata uang bisa diterima sebagai mata uang cadangan internasional.
Dalam masa ketidakstabilan moneter internasional, orang cenderung lari ke emas, dan ini berarti perdaganga internasional terhambat.salah saatu pemecahan yang dicoba adalah diciptakannya system Special Drawing Right (SDR) oleh IMF, SDR semacam uang giral internasonal yang bisa diciptakan sesuai dengan kebutuhan. Nilai SDR dikaitkan dengan sejumlah mata uang utama di dunia seperti dolar, dengan tujuan agar nilainya cukup stabil.Sistem SDR adalah satu langkah penting menuju “mata uang dunia” dalam arti yang sebenarnya.[14]
5)   Sistem Kurs Devisa
a)      Kurs Devisa Tetap
Adalah suatu system devisa dimana pemerintah menetapkan tingkat kurs mata uang Negara tersebut dengan mata uang Negara lain, dan berusaha untuk mempertahankan dengan sebagai kebujaksanaan sebagai standar. Macam kebijaksanaan ini berupa:
Ø   Tindakan-tindakan tidak langsung berupa pembelian mata uang sendiri dengan mata uamg asing oleh Bank sentral apabila kurs mrosot dibawah tingkat yang ditetapkan .
Ø   Tindakan-tindakan langsung berupa penjatahan devisa pada tingkat kurs yang ditetapkan.
Keuntungan dari system kurs devia tetap adalah:
Ø   Adanya kepastian dan kestabilan kurs.dengan adanya kepastian dan kestabilan kurs diharapkan kegiatan-kegiatan perekonomian lancar, sebab produsen, konsumen, investor, bisa merencanakan kegiatan mereka secara pasti,
Ø   Dihindarinya kegiatan spekulasi yang berlebihan di  pasar devisa karena kurs devisa dijaga kestabilannya.
Kerugiannya, apabila kurs tersebut dipertahankan pada tingkat yang tidak realistis (berbeda dengan kurs keseimbanga) akan mengakibatkan ketidakseimbangan perekonomian yang berdampak kegiatan ekonomi akan tertanggu.
b)      Kurs devisa Mengambang
Bila kurs satu mata uang dengan mata uang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik menarik kekuatan pasar, maka Negara tersebut menganut system kurs devisa mengambang.
Keuntungan dari kurs devisa mengambang adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi tidak ada masalah dengan pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam kurs ini benar-benar mengambang, tidak ada masalah surplus atau deficit dalam neraca pembayannya, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dan jumlah devisa yang keluar.








 
Kurs                                                                                        S

      E2


 
       E1                                                                                     D1
                                                                                               
                                                                                    D
                                                                                   



 
            O                                                 Q1          Q2
Dalam gambar diatas, aliran masuk devisa digambarkan oleh kurva S. devisa masuk , melalui penerimaan ekspor, aliran masuk modal luar negeri dan sebagainya. Jadi aliran ini merupakan aliran penawaran (supply devisa).aliran keluar devisa merupakan kebutuhan untuk membayar impor, utang negeri dan sebagainya. Dan merupakan aliran permintaan (demand) pada kurva D. dalam system devisa mengambang tingkat kurs yang berlaku adalah tingkat kurs keseimbangan (E1). Apabila kebutuhan impor meningkat, maka kurva D bergeser ke kanan, dan akibatnya kurs devisa meningkat ke E2. Inilah gambaran analistis dari pasar devisa.yang perlu dicatat disini adalah jumlah devisa yang diperjual belikan adalah juga jumlah keseimbangan, artinya yang diminta persis sama dengan yang ditawarkan, dan ini berarti neraca pembayaran Negara tersebut selalu seimbang.
System kurs devisa tetap dan system devisa mengambang masing-masing mempunyai kelemahan dan kerugiannya. System crawl-ing peg yaitu memperkenankan tingkar kurs devisa yang ditentukan pemerintah berubah sesuai perkembangan permintaan dan penawaran dalam jangka panjang,pemerintah melakukan kebijakan dalam mempeertahankan kurs yang terjadi dari hari-kehari tidak melampui batas-batas inflasi, pemerintah harus melakukan intervensi kepasar devisa dengan jalan menjual atau membeli devisa. Hal ini di lakukan untuk menghindari kerugian-kerugian dari kedua system tersebut.
6.     Lembaga keuangan internasional
Bank Dunia (WB) atau Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD).Produk kelembagaan ketiga pada konferensi Breeton Word adalah Bank dunia.Modal Bank berasal dari Negara-negra anggota yang memberikan pinjaman kepadanya dan besarnya tergantung pada kekuatan ekonomi masing-masing Negara.Bank memberikan pinjaman kepadanya dan besarnya tergantung pada kekuatan ekonomi masing-masing Negara. Bank memberikan pinjaman yang proyek-proyek investasinya secara ekonmis aman dan memadai akan tetapi tak dapat memperoleh pinjaman dengan tingkat suku bunga rendah.
Bank dapat menerbitkan obligasi dan menggunakan hasilnya untuk memberikan pinjaman.Selain itu dengan memungut premi atau fee yang kecil bank dapat menjamin pinjaman yang diberikan pihak swasta.Pada waktu pinjaman diberikan, sumber-sumber mengalir dari Negara-negara maju pemberi pinjaman menerima impor barang-barang jasa yang banyak.Dengan menggunakan pinjaman tersebut, Negara-negara peminjam dapat menaikan kapasitas produksi higga cukup untuk membayar pokok pinjaman serta bunga.Akibatnya taraf hidup mengalami kenaikan.[15]

 IV.            KESIMPULAN
Valuta asing (VALAS) adalah suatu mata uang tertentu yang dimiliki oleh negara lain sebagai alat pembayaran yang sah. Valuta asing akan mempunyai suatu arti apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing atau Foreign Exchange Market.
Nilai tukar ada 2, yaitu:
1.      Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal.
2.      Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate)
Ø  Jenis-jenis transaksi valas
a.       Transaction Spot (transaksi spot)
b.      Forward transaction (Trasaksi berjangka).
c.       Swap trasaction (Transaksi swap)
d.      Transaksi option
Peranan dari alat tukar (uang) dalam perdagangan internasional khususnya kita akan melihat bagaimana pembayaran internasional di lakukan dalam:
1.      Pertukaran barter
2.      System standar emas penuh
3.      System standar devisa emas
4.      System uang internasional
5.      Sisitem kurs devisa

    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dari makalah kami untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.....
REFERENSI
Ø  Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomika EKONOMIKA MAKRO, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2000
Ø  Boediono, Seri Sinopsis PengantarIlmu Ekonomi, No.3, Ekonomi Internasional, edisi 1, Yogyakarta, BFEE Yogyakarta
Ø  Badono Sikirno, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi2, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2002
Ø  Dr.Karhi & Winardi, Ilmu ekonomi Makro Suatu Pengantar, Bandung, Mandar Maju, 1997
Ø  Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Ekonomi Makro, Edisi1, Cet1, Jakarta, III Indonesia, 2002
Ø  http://diyya.wordpress.com/2008/07/29/37/#_ftn8
Ø  http://www.scribd.com/doc/23424572/Pasar-Uang-Dan-Pasar-Valuta-Asing


[1]Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomika EKONOMIKA MAKRO, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2000. hlm.399
[3] Ibid, hlm.341
[4] Pratama Rahardja, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Edisi3, Jakarta, lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2005. Hlm.77
[5]Budiono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. EKONOMI INTERNASIONAL, Edisi1, Yoyakarta, BFEE, 2002, hlm.44
[8]Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomika EKONOMIKA MAKRO, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2000.hlm. 370
[9]Ibid, hlm. 96
[11]Dr.Karhi & Winardi, Ilmu ekonomi Makro Suatu Pengantar, Bandung, Mandar Maju, 1997, hlm:98
[12]Opcit, Faried Wijaya, hlm:408
[13]Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Ekonomi Makro, Edisi1, Cet1, Jakarta, III Indonesia, hlm:65
[14] Ibd,hlm:99
[15]Badono Sikirno, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi2, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm:358